Jumat, 05 Agustus 2016
Si kakek bijak
Ada sebuah kisah mengenai seorang kakek yang selalu hidup hanya untuk hari ini.
Dia hidup bersama seorang cucu laki² di sebuah desa secara sederhana bahkan terbilang miskin dan hanya memiliki seekor kuda. Ayah dari cucunya telah meninggal akibat terjatuh ketika melatih seekor kuda liar.
Suatu kali kudanya hilang dan lepas dari tempatnya, para tetangganya lalu berkata, "Wah kasihan sekali kakek tua itu kuda satu2nya hilang, dari dahulu sudah kubilang untuk membuat kandang bagi kudanya dan tidak hanya menambatkan di sebuah pohon. Sungguh tidak beruntung nasibnya kehilangan satu2nya harta paling berharganya."
Namun kakek itu berkata, "Yang harusnya terjadi akan terjadi, semua sudah terjadi buat apa dipermasalahkan lagi. Kita belum tahu keseluruhan ceritanya, hidup belum berakhir."
Lalu hari demi hari berganti dan pada suatu hari kuda itu tiba tiba kembali dan membawa sekelompok kuda liar lainnya.
Lalu semua orang berkata, "Wah beruntung sekali kakek itu sekarang dia memiliki kawanan kuda yang banyak, dia dapat menjadi orang kaya sekarang dengan menjual kudanya."
Sang kakek berkata, " Yang tidak harusnya terjadi tidak akan terjadi, beruntung atau tidak kita belum tahu. Hidup belum berakhir."
Karena kuda harus dilatih dan dijinakkan terlebih dahulu sebelum bisa dijual maka sang cucu berusaha melatih dan menjinakkan kuda tersebut tetapi pekerjaan menjinakkan kuda itu sangat berbahaya dan beresiko.
Para tetangganya berkata, "Kakek apa kamu tidak khawatir sesuatu terjadi pada cucu laki laki mu itu seperti yang dialami ayahnya ? "
Si kakek berkata, "Masa lalu sudah lewat, jangan lagi membawa bebannya sedangkan hari esok belum tiba kenapa harus mendatangkannya. Yang harusnya terjadi akan terjadi yang tidak akan terjadi, tidak akan terjadi."
Setelah melatih beberapa kuda tiba tiba si cucu ini terjatuh dari kuda dan kakinya patah.
Para tetangganya sekarang berkata, "Malang sekali nasib kakek itu, cucunya terjatuh dari kuda dan sekarang kakinya patah mungkin akan pincang seumur hidup."
Kakek itu berkata, "Hidup belum berakhir, kamu hanya baru tahu 1/2 kisahnya saja kita tidak dapat menilai apakah ini kemalangan atau bukan."
Selang beberapa saat negara tempat kakek itu tinggal berperang dengan negara lain dan para pria yang dapat memegang senjata di paksa menjadi tentara oleh kerajaan dan banyak yang gugur dimedan perang.
Para tetangganya banyak yang sedih dan menangis karena anak² mereka, kakak² /adik² mereka, suami mereka banyak yang gugur dalam perang.
Tetangganya kemudian berkata," Beruntung sekali si Kakek cucunya kakinya patah terjatuh dari kuda, karena itu dia tidak dipanggil wajib militer dan sekarang tetap hidup."
Si kakek lalu berkata, "Kenapa kalian tidak juga bijaksana, hidup belum berakhir kalian hanya baru mengetahui 1/2 kisahnya saja. Jangan membawa beban masa lalu ataupun mendatangkan harapan dari masa depan, jalani saja hari kalian sebagaimana adanya. Yang harusnya terjadi akan terjadi, yang tidak harusnya terjadi tidak akan terjadi."
Originally posted by berwin-kaskus*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar